Pengantar
Salah
satu potensi yang dimiliki Provinsi
Nusa Tenggara
Barat (NTB) dalam rangka mendukung percepatan Pembangunan Daerah adalah sumberdaya pertanian lahan kering. Potensi
luas lahan kering di Provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan mencapai 1,8
juta ha. Potensi sumberdaya lahan kering di Provinsi NTB yang cukup luas, maka lahan kering memiliki prospek yang cukup besar
untuk dikembangkan guna mendukung mempercepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Lahan kering di Provinsi NTB
memiliki keanekaragaman komoditas yang dapat dikembangkan, salah satunya adalah
komoditas Jarak Kepyar ( Ricinus communis L).
Nusa Tenggara Barat merupakan salah
satu Provinsi di Indonesia pengembang komoditas jarak kepyar. Berdasarkan
survey yang telah dilakukan oleh Fauna and Flora International-Indonesia
Programme (FFI-IP) Lombok Project tentang
potensi sebaran jarak kepyar di Provinsi Nusa Tenggara Barat diperoleh
data yang dirincikan pada tabel 1. sebagai berikut:
Tabel 1. Potensi Sebaran Jarak
Kepyar di Provinsi NTB
No.
|
Desa
|
Kecamatan
|
Kabupaten
|
Luas Areal (Ha)
|
1.
|
Peramongkong
|
Jerowaru
|
Lombok Timur
|
211
|
2.
|
Sekaroh
|
Jerowaru
|
Lombok Timur
|
2000
|
3.
|
Pringgabaya
|
Pringgabaya
|
Lombok Timur
|
226,6
|
4.
|
Amor-Amor
|
Bayan
|
Lombok Utara
|
200
|
5.
|
Bayan
|
Bayan
|
Lombok Utara
|
600
|
6.
|
Pelambek
|
Praya Barat Daya
|
Lombok Tengah
|
225
|
7.
|
Batu Lante
|
Utan Re
|
Sumbawa
|
800
|
Total
|
4.262,6
|
Sumber: FFI-IP Lombok Project, 2011
Melihat keberadaan lahan
kering di Provinsi NTB yang cukup luas
dapat dikatakan bahwa usahatani jarak
kepyar memiliki prospek yang baik dan
menjanjikan untuk dikembangkan dimasa mendatang. Saat ini sudah ada beberapa
investor atau perusahaan penampung produksi jarak kepyar di NTB dengan
membangun bentuk kemitraan dengan kelompok-kelompok tani lahan kering di Pulau
Lombok maupun di Pulau Sumbawa, diantaranya: PT. BEGE (Better Earth Green Energi),
PT. Bio Green Land (BGL), PT. Decco Traiding NTB, UD. Willy Wijaya, CV. Multi
Agro Lestari.
Secara kelembagaan kelompok tani lahan kering yang membudidayakan jarak
lepyar telah memiliki wadah atau lembaga
yang mengontrol usaha agribisnis di bidang komoditas jarak yakni APJARINDO
(Asosiasi Petani Jarak Indonesai) Provinsi NTB. Saat ini lembaga ini diketuai
oleh Bapak Syahfi Wijaya. Peran dan fungsi lembaga ini sangat strategis dalam
upaya komunikasi, sosialisasi dan koordinasi yang selama ini berjalan dalam bentuk
kerjasama Pengembangan Program Biomass di Pulau Lombok. Fauna and Flora
International-Indonesia Programme Lombok Project telah melakukan fasilitasi dan
pendampingan di tingkat kelompok petani lahan kering di beberapa daerah di
Kabupaten Lombok Timur. Respons dan partisipasi masyarakat yang antusias telah
membuktikan tentang pemahaman kita bersama bahwa proses-proses pemberdayaan
masyarakat dengan melibatkan masyarkat sebagai pelaku program akan memberi
dampak berkelanjutan untuk mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Deskripsi Jarak Kepyar
Dalam bahasa Latin tanaman jarak disebut Ricinus yang artinya
serangga, karena bentuk bijinya berbintik-bintik menyerupai serangga. Jarak Kepyar (Ricinus
communis L) berasal dari Afrika (Ethiopia), masuk ke Indonesia pada abad ke
16 bersamaan dengan masuknya bangsa Portugis. Di Indonesia tanaman ini dijumpai
diberbagai tempat, baik sebagai tumbuhan liar maupun sebagai tanaman yang telah
di budidayakan.
Tanaman jarak kepyar
merupakan tanaman yang hanya memerlukan teknik budidaya sederhana
dan dapat hidup pada tanah relatif kurang subur atau lahan kering, terutama di
tanah yang berstruktur ringan di mana
tanaman pangan kurang berkembang. Guna meningkatkan produksi jarak kepyar per
satuan luas, maka penerapan paket teknologi secara utuh dan peran aktif dari
petani atau kelompok tani maupun pendamping
perlu disinergikan dengan baik.
Tanaman
jarak kepyar umumnya dikenal di Indonesia
ada dua macam, yaitu jarak kepyar dan jarak pagar. Jarak kepyar termasuk
tanaman semusim (annual crops),
sedangkan jarak pagar termasuk tanaman keras atau tahunan (Perennial crops). Awalnya dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional, seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan
dengan hasil kajian atau riset yang
telah dilakukan, biji jarak kepyar yang menghasilkan minyak castor juga telah
dimanfaatkan secara besar-besaran untuk berbagai kepentingan industri. Tanaman
jarak kepyar memiliki banyak sebutan di masyarakat Indonesia, antara lain: kaliki (Sunda), jarak atau kepyar (Jawa),
kaleke (Madura), tatanga (Bima), kalangan (Sulawesi), gloah atau mawaih nawas (Aceh Gayo), lulang (Karo), dulang (Tapanuli).
Di Indonesia minyak jarak kepyar (castor oil) dipergunakan untuk industri
cat, tekstil, serat sintesis, obat-obatan, hingga bahan kosmetik serta bahan
bakar roket. Minyak jarak kepyar yang memiliki sifat tahan panas, telah banyak
disukai dan digunakan oleh industri pengolahan kosmetik, farmasi dan lain-lain
dari dalam maupun Luar Negeri.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat lokasi pengembangan jarak kepyar tersebar di Lombok Timur bagian
selatan, Lombok Tengah bagian selatan, Lombok Barat bagian selatan, Lombok
Utara serta Pulau Sumbawa terutama pada lahan – lahan kering dengan sistim
irigasi tadah hujan.
Adapun paket teknologi yang
dianjurkan kepada petani dan kelompok
tani dalam kegiatan usahatani jarak kepyar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Pemilihan dan penggunaan bibit unggul,
2.
Pengolahan tanah sesuai baku teknis yang
ditentukan.
3.
Penanaman tepat waktu,
4.
Penggunaan pupuk secara tepat
5.
Perlindungan tanaman dari orgnisme pengganggu
tanaman yg merugikan
6.
Pengairan sesuai kebutuhan
7.
Pemanenan dan pengolahan hasil yang baik dan
tepat.
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus communis L
Varietas Tanaman
Jarak kepyar memiliki beragam varietas yang memiliki keunggulan tersendiri
terhadap kondisi iklim, serangan hama penyakit dan karakteristik dari varietas
itu sendiri yang disesuaikan dengan kondisi daerah pengembangan. Artinya
varietas jarak kepyar yang telah ada dan dikembangkan oleh petani adalah
ditentukan oleh kondisi lahan, pengetahuan petani tentang jarak kepyar dan
tingkat kecocokan tanaman jarak kepyar ditumpangsarikan dengan jenis tanaman
lainnya. Masyarakat di Desa Pemongkong,
Desa Pengoros, Desa Ekas Buana, Desa Pringgabaya dan sekitarnya di Kabupaten
Lombok Timur lebih memilih dan menyukai jenis varietas jarak kepyar yang
pertumbuhannya cepat, umur pendek, produksi banyak dan tidak terlalu rimbun
karena diharapkan ada ruang untuk ditumpangsarikan dengan jenis tanaman
lainnya, seperti; jagung, kacang hijau, kedelai, cabe dan lainnya.
Varietas Asembagus 22
Spesies :
Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga : 40 – 48 hari
Umur panen I : 100 hari
Warna batang :
kemerahan
Warna daun : hijau
Lapisan lilin :
tebal
Warna biji :
coklat dengan bintik kekuningan
Berat 100 biji : 40
gram
Potensi produksi : 3.000
kg/ha
Kadar minyak : 56 %
Proses pembijian : mudah
Ketahanan : Agak
tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)
Varietas Asembagus 60
Spesies : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga : 50 – 57 hari
Umur panen I : 105 hari
Warna batang : hijau
Warna daun : hijau
Lapisan lilin : tebal
Warna biji : coklat dengan bintik keputihanan
Berat 100 biji : 36 gram
Potensi produksi : 2.600 kg/ha
Kadar minyak : 50 %
Proses pembijian : agak sulit
Ketahanan : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)
Varietas Asembagus 81
Spesies : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga : 55 – 65 hari
Umur panen I : 105 hari
Warna batang : Hijau
Warna daun : hijau
Lapisan lilin : tebal
Warna biji : blirik coklat tua
Berat 100 biji : 34 gram
Potensi produksi : 2.500 kg/ha
Kadar minyak : 53,5 %
Proses pembijian : mudah
Ketahanan : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)
Fauna & Flora International-Indonesia
Programme (FFI-IP) sebagai lembaga konservasi yang saat ini fokus pada pengembangan energi terbarukan di Pulau Lombok dengan
mengembangkan tanaman Kemiri (Aleurites
mollucana) dan Jarak Kepyar (Ricinus
communis L) sebagai energi alternatif terbarukan di masa medatang. Oleh karena itu dalam rangka mendukung
usahatani jarak kepyar di Pulau Lombok, FFI-IP Lombok Project melakukan kegiatan pendampingan kepada
petani dan kelompok tani
dalam melakukan usahatani jarak kepyar yang tersebar dibeberapa daerah di
Kabupaten Lombok Timur. Pendampingan yang dilakukan dengan melakukan kerjasama
dengan para pelaku usahatani jarak kepyar diataranya; APJARINDO (Asosiasi
Petani Jarak Indonesia) Provinsi NTB, PT. BEGE, UD. Willy Wijaya, CV. Multi
Agro Lestari.
Pemilihan Lokasi
Tanaman jarak kepyar
dapat tumbuh ditempat yang kurang sesuai bagi tanaman lain dalam persyaratan
tumbuhnya, seperti dapat tumbuh di tanah yang kering dan gersang, sehingga
dalam hal tanah dan iklim pun tanaman jarak kepyar tidak mempunyai persyaratan
tertentu atau memilih jenis tanah
tertentu (Firdaus, I.U.,2005).
Pertimbangan pertama untuk pemilihan lokasi
adalah jenis tanah, utamanya jenis dan
struktur tanah. Diusahakan untuk memilih
lokasi yang jenis tanahnya berstruktur lempung berpasir dan mempunyai drainase
yang baik, karena tanaman jarak kepyar tidak tahan genangan air. Tanah yang ditanami jarak kepyar bebas
naungan sehingga mendapat penyinaran matahari penuh. Disamping itu, iklim kering
terutama bulan kering lebih 3 (tiga) bulan untuk mendapatkan produksi
tinggi. Tidak terlalu dibutuhkan tanah
subur yang terpenting struktur tanahnya ringan.
Untuk menghasilkan produksi jarak kepyar yang maksimal memerlukan
struktur tanah lempung berpasir dan mempunyai pH 5 - 6,5. Tanaman jarak kepyar sangat peka terhadap
genangan air sehingga membutuhkan drainase yang baik.
Karakteristik tanaman
jarak kepyar yeng demikian memiliki potensi yang sangat cocok dengan kondisi
topografi, iklim dan kondisi lahan di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki
potensi sumberdaya alam yang cukup luas. Hal ini memberikan peluang untuk
diterapkan oleh masyarakat dan pelaku agribisnis komoditas pertanian, khususnya
perkebunan berbasis lahan kering di Provinsi NTB. Salah satu komoditas yang
populer dan sudah lama dikembangkan oleh amsyarakat petani lahan kering adalah
tanaman jarak kepyar yang dikombinasikan dengan jenis-jenis tanaman lainnya,
seperti; jagung, kacang hijau, cabe, padi gogo dan lainnya.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagian
besar sentra pengembangan Tanaman Jarak Kepyar pada lahan-lahan kering yang menyebar dibeberapa Kabupaten, seperti;
Amor-Amor dan Bayan di Kabupaten Lombok
Utara. Pringgabaya, Pemongkong, Ekas, Pengoros, Jerowaru dan Sembalun di
Kabupaten Lombok Timur. Pelambek di Kabupaten Lombok Tengah. Batu Lante di Kabupaten Sumbawa. Dan beberapa daerah potensi pengembangan yang
dikembangkan oleh perusahaan mitra jarak kepyar.
Pengolahan Tanah
Jarak kepyar memiliki sistem perakaran yang banyak sehingga
diperlukan pengolahan tanah yang dalam supaya perakarannya dapat mencapai
persediaan air di dalam tanah pada waktu musim kering. Kegiatan pembajakan sebagai salah satu bentuk
pengolahan tanah dilakukan guna membasmi gulma dan memutuskan akar-akar, agar
volume perakaran lebih sempurna sehingga mampu bertahan di musim kemarau. Selain itu, pembajakan dimaksudkan untuk
memecah bongkah-bongkah serta meratakan tanah.
Untuk menghindari genangan air yang dapat mengganggu perakaran perlu dibuatkan
saluran air/drainase.
Pada daerah lahan kering di
Kabupaten Lombok Timur, pengolahan lahan dilakukan petani diakhir musim kemarau
dengan harapan ketika musim hujan tiba, lahan bisa ditanami dengan Jarak Kepyar
yang ditumpangsarikan dengan jenis-jenis tanaman lainnya. Pengolahan lahan
diawali dengan membersihkan gulma
alang-alang yang lebih dominan dan semak-semak, dalam prakteknya petani lahan
kering di Kabupaten Lombok Timur selama
ini menggunakan zat kimia atau herbisida jenis Round Up yang banyak
diperjual-belikan di took pertanian dan pasar.
Menurut informasi yang didapatkan
dari petani, penggunaan herbisida jenis Round Up ini lebih efektif dan mampu
menekan biaya pengolahan lahan; disamping itu jenis gulma yang di lahan yang
lebih didominasi oleh rumput teki, alang-alang dan jenis semak yang dirasakan
petani butuh waktu lama untuk membersihkan lahan. Alternatif yang diterapkan
petani adalah penggunaan herbisida untuk membersihkan lahan sebelum dilakukan
pengolahan tanah dengan cara dicangkul ataupun dibajak.
Tumpangsari sebaiknya dengan
kacang hijau, kedelai dan kacang tanah atau jagung. Dapat juga dengan
jenis-jenis tanaman yang lainnya yang mampu memberikan nilai produksi yang
menguntungkan bagi petani. Praktek pengembangan Jarak Kepyar di beberapa lokasi
di Kabupaten Lombok Timur dilakukan dengan sistem tumpangsari (multiple cropping).
Anjuran : Penanaman dengan sistem
tumpangsari hasilnya lebih optimal dan member
nilai tambah dari jenis tanaman lainnya.
Persiapan Benih
Salah satu faktor yang menentukan
dalam keberhasilan usahatani adalah mutu benih dan varietas benih yang
digunakan, ada beberapa karakteristik benih yang baik untuk digunakan adalah
sebagai berikut:
§
Untuk
keperluan benih, sebaiknya diambil dari produksi tanaman jarak kepyar yang
sehat dan tidak terserang penyakit.
§
Pilih
buah matang yang sudah kering
§
Jangan
menggunakan biji yang sudah retak, tergores atau terinfeksi jamur.
Penggunaan benih dari varietas unggul memberikan banyak
keuntungan bagi petani, disamping daya tahan tanaman dari serangan hama dan
penyakit lebih tahan serta produktivitas tanaman jarak kepyar lebih tinggi. Penanaman
dengan sistem monokutur membutuhkan benih jarak kepyar sebanyak 2 Kg/ha, sedangkan
sistem tumpangsari hanya membutuhkan benih sebanyak 1 Kg/Ha.
Petani Lahan kering di Kabupaten
Lombok Timur seperti di lahan Kelompok Tani Bukit Keramat Pringgabaya, Kelompok
Tani di Pemonkong, Pengoros dan Ekas Buana lebih suka menanam varietas berumur
genjah, produksi buah banyak dan tahan pada kondisi iklim ekstrim. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan sumber-sumber pengairan yang saat ini masih
mengandalkan curah hujan.
Pola kemitraan yang dilakukan
oleh sebagian besar kelompok tani dengan Perusahaan Mitra pengembangan jarak
kepyar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa juga didukung dengan penyediaan
benih-benih varietas unggul yang cocok untuk dikembangkan pada daerah tersebut
dengan mempertimbangkan karakteristik dari varietas jarak kepyar. Ketersediaan
benih dengan varietas unggul dapat diakses oleh petani secara swadaya maupun
kolektif melalui kelompok tani kepada perusahaan mitra pengembang jarak kepyar.
Di Kelompok Tani Bukit Keramat
Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, kebutuhan benih dan biaya pengolahan tanah
dan pemeliharaan diatur oleh kelompok tani masing-masing dan dikoordinasi juga
oleh Asosiasi Petani Jarak Indonesia (APJARINDO) Nusa Tenggara Barat. Lembaga
ini juga merupakan wadah yang mendukung ketersediaan sarana produksi bagi
petani untuk menunjang keberlanjutan usahatani jarak kepyar, khususnya petani
di Lahan Kering.
Penanaman
Tanah yang
sudah diolah baik dengan dicangkul
ataupun dibajak, dilakukan penanaman dengan ditugal kedalaman sekitar 2-3 cm,
biji jarak kepyar ditanam dan ditutup dengan tanah. Penanaman jarak kepyar
dengan biji yang dilakukan dibeberapa lokasi lahan kering di Kabupaten Lombok
Timur dilakukan pada akhir musim kemarau, ditanam dengan alat tugal. Ketika
musim penghujan tiba maka biji-biji jarak kepyar yang ditanam sudah mulai
berkecambah. Biji yang tidak tumbuh dilakukan penyulaman dan umumnya dilakukan
oleh petani sampai tanaman jarak kepyar berumur 30 hari setelah tanam. Kendala
dan tantangan yang sering dihadapi petani adalah serangan hewan atau serangga
penggerek batang dan serangan ulat yang memakan daun tanaman
Masalah
waktu tanam disesuaikan dengan iklim di daerah tersebut, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sumber irigasi dan sistem irigasi. Di samping itu, apabila
pada saat tanaman mulai berbunga jangan sampai terkena air hujan karena akan
mengganggu persarian sehingga produksi biji tandan menjadi rendah, dan pada
saat panen masih ada hujan akan menyulitkan pemanenan dan proses pembijian,
serta biji akan mudah terserang jamur
Kearifan
lokal yang masih dipertahankan oleh sebagian petani Lahan Kering dibeberapa
daerah yang disebut “besiru”, dimana
aktivitas seperti pengolahan lahan, penanaman dan aktivitas lainnya di lahan
garapan dikerjakan oleh anggota kelompok yang disebut “banjar”. Petani anggota kelompok kecil ini akan secara
gotong-royong melakukan aktivitas dilahan secara bergilir disetiap anggota
kelompok.
Jarak Tanam:
Penanaman
dengan sistem monokultur menggunakan jarak tanam 2 m x 3 m dengan total
populasi yang diperoleh per hektar adalah sebanyak 1.600 batang tanaman jarak
kepyar, sedangkan sistem
tumpangsari menggunakan jarak tanam 3 m x 4 m dengan total tanaman jarak kepyar
yang diperoleh per hektar sebanyak 800 tanaman.
Cara menanam
biji jarak sama dengan palawija lainnya yaitu menggunakan tugal. Benih sebelum ditanam dicelupkan pada
insektisida guna menghindari serangan hama pada masa awal pertumbuhan. Selanjutnya, tanah dilubangi sedalam ± 3 cm
kemudian masukkan benih sebanyak 1 - 2 butir setelah itu ditutup tanah
kembali. Saat yang paling tepat untuk
kegiatan penanaman jarak kepyar adalah di akhir musim penghujan, diharapkan
saat pertumbuhan nanti cukup mendapat siraman hujan. Adapun waktu pembungaan bisaanya jatuh pada
musim kemarau.
Penyulaman dan Penjarangan Tanaman
Dalam prakteknya di areal penanaman jarak
kepyar, petani menanam biji jarak kepyar lebih dari 1 biji atau benih. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan biji yang mati atau terhambat
sehingga dilakukan seleksi tanaman. Penyulaman dilakukan pada benih yang tidak
tumbuh di areal pertanaman. Penyulaman dilakukan petani sampai tanaman berumur
30 hari setelah tanam (HST) agar tanaman mampu seragam pertumbuhannya.
Penjarangan dilakukan petani bertujuan untuk
memilih tanaman yang baik dan sehat pertumbuhannya, hal ini juga dilakukan
untuk mengurangi persaingan tanaman pada jarak tanam yang sangat berdekatan.
Petani dapat juga melakukan penjarangan dengan menanam kembali tanaman yang
dicabut untuk mengganti atau menyulam tanaman yang mati atau tanaman yang
kurang baik pertumbuhannya.
Penyiangan Dan Pembunbunan
Kegiatan penyiangan dilakukan pada saat umur
tanaman menginjak 1 bulan dan diulangi sesuai dengan kondisi lapangan. Pembunbunan bisaanya dilakukan bersamaan pada saat
melakukan penyiangan. Tujuan dilakukan penyiangan adalah untuk mengurangi
persaingan penyerapan unsur hara oleh tanaman utama dengan tanaman gulma, semak
dan tanaman pengganggu lainnya. Mengingat kondisi lahan kering di Kabupaten
Lombok Timur dan Provinsi NT
secara umum yang memiliki kandungan air dan unsur hara terbatas, hal
ini adalah mutlak dilakukan untuk dapat memberikan hasil yang optimal bagi
petani.
Sementara pembumbunan
dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki aerasi tanah dan memperbaiki pH
tanah. Pada umumnya konsisi lahan kering di beberapa daerah di Kabupaten Lombok
Timur di dominasi oleh jenis rumput teki dan alang-alang, maka pembumbunan
disekitar tanaman akan mampu memberi dampak terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman, disamping efisiensi biaya usahatani dapat dilakukan.
Pengairan
Persoalan curah hujan yang rendah dan sumber pengairan yang masih mengandalkan air
hujan masih merupakan kendala dalam pengembangan berkelanjuan, namun beberapa
kelompok tani di Bukit Keramat Desa Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur telah
melakukan upaya dengan membuat sumur bor (tersier)
secara kolektif untuk dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi pada lahan-lahan garapan anggota kelompok tani. Hal ini cukup memberi dampak produktivitas pengelolaan lahan kering di daerah tersebut.
Wilayah bagian selatan Pulau Lombok, di Desa Pemongkong, Desa Ekas Buana
dan sekitarnya, masyarakat masih mengandalkan air hujan untuk sumber pengairan,
namun dibeberapa kelompok sudah mampu disiasati dengan pembuatan waduk (embung) penampung air yang bisa
dimanfaatkan pada musim kemarau. Beberapa strategi yang telah dikembangkan
juga oleh petani lahan kering adalah pemulsaan dengan sisa-sisa tanaman, limbah
pertanian dan juga untuk menciptakan iklim mikro dengan melakukan penanaman
jenis-jenis tanaman kayu atau tanaman buah-buahan. Salah satu jenis tanaman
buah dan mampu memberikan nilai produksi bagi petani yang banyak ditemukan di lahan kering
Kabupaten Lombok Timur adalah Srikaya (Sasak: Groso, Sakaya), disamping jenis
tanaman lainnya yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi lahan kering
di Provinsi NTB.
Pemupukan
Kebutuhan pupuk untuk tanaman jarak kepyar
berbeda-beda sesuai dengan varietasnya. Untuk menghasilkan produksi biji jarak kepyar yang tinggi diperlukan jumlah nutrient
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar. Namun ketersediaan nutrient yang dibutuhkan
tanaman belum tentu tersedia dalam tanah, perlu penambahan nutrient dari luar
dalam bentuk pupuk.
Kegiatan pemupukan dapat diberikan sebanyak 2
(dua) kali, yaitu : pada saat benih ditanam dan setelah tanaman mencapai umur
3-4 minggu. Proporsi pupuk yang digunakan
memperhatikan sistem hara berimbang berupa NPK dengan dosis pemakaian per ha ;
200 kg Urea, 100 kg TSP, 50 kg KCL.
Selain itu juga penggunaan pupuk cair atau
sering disebut istilah pupuk daun oleh petani, diberikan pada tanaman dengan cara melakukan penyemprotan daun atau
batang tanaman jarak kepyar. Hal ini dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman untuk meningkatkan produktivitas.
Pemanfaatan
sumber-sumber pupuk organik dari limbah pertanian harus diupayakan untuk
menjaga kondisi lahan dan kandungan unsur hara dalam tanah. Salah satu praktek pemanfaatan
limbah pertanian sebagai pupuk organic yang
dilakukan oleh petani lahan kering di Desa Pringgabaya, Desa Pemongkong, Desa
Ekas Buana dan sekitarnya di Kabupaten Lombok Timur adalah dengan memanfaatkan
kotoran ternak yang disebarkan pada lahan, pemanfaatan batang jagung, dan
limbah-limbah tanaman lainnya.
Anjuran: Perlu dipahami bahwa pupuk diserap dalam
bentuk unsur atau ion dalam larutan tanah. Oleh karenanya, pemberian pupuk
harus disertai dengan penyiraman atau dilakukan saat tanah dalam kelengasan
yang optimal (lembab). Tidak dianjurkan memupuk tanaman jarak kepyar ketika
tanah tempat tumbuh jarak kepyar dalam kondisi kering.
Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan oleh petani dengan
cara memotong pucuk tanaman ketika berumur 1-2 bulan setelah tanam, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan cabang produktif. Di samping untuk membuat tanaman
menjadi lebih pendek sehingga lebih mudah dalam pemeliharaannya. Untuk areal
pertanaman yang menerapkan sistem tumpang sari (multiple cropping), pemangkasan penting dilakukan untuk mengatur
sirkulasi udara dan kelembaban, serta member ruang tumbuh pada jenis tanaman
lainnya.
Pemangkasan bisaa dilakukan pada saat
ketinggian tanaman mencapai ± 30 cm atau 1-2 bulan sesudah benih ditanam.
Tanaman yang dipangkas akan membentuk tunas baru yang selanjutnya akan membentuk
cabang-cabang produktif. Pada cabang produktif tersebut akan muncul
tandan-tandan bunga sehingga hasil per tanaman akan lebih banyak. Praktek
pemangkasan yang dilakukan oleh petani di Lahan Kering Pemongkong Kabupaten
Lombok Timur juga dilakukan pemangkasan pada tanaman jarak kepyar dan dilakukan
secara berkala dikondisikan dengan pertumbuhan tanaman. Hal ini dilakukan
sebagai upaya usahatani jarak kepyar untuk mendapatkan hasil produksi yang baik
dengan tetap menjaga kualitas biji yang akan dihasilkan.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit
tanaman jarak kepyar sampai ssat ini belum menimbulkan permasalahan yang
berarti. Hal ini karena belum berkembangnya pembudidayaan jarakkepyar
di Indonesia sehingga kerugian
ekonomi belum dapat ditentukan secara tepat. Dinegara penghasil biji jarak
kepyar seperti India dan Brazil serangan hama dan penyakit sudah menimbulkan kerugian ekonomis yang
cukup berarti. Hama tanaman jarak kepyar seperti umumnya hama pada tanaman
budidaya lainnya, menyerang seluruh bagian tanaman. Ada yang mnyerang akar,
daun, buah, bunga maupun biji.
Jenis Hama
1.
Ulat Tanah ( Agrotis sp.)
Hama jenis ini bisaanya menyerang
tanaman yang baru muncul sampai tanaman berdaun 4 helai, baik yang masih dipersemaian
maupun yang sudah ditanam dilahan produksi. Gejala yang dpat dilihat adalah
tanaman terpotong batang pokoknya didekat tanah, baik diatas maupun dibawah
permukaan tanah. Hama ini bisaanya menyerang tanaman pada pagi hari.
Pengendalian hama jenis
ini dapat dilakukan dengan kultur tehnis maupun kimiawi. Secara kultur tehnis
dilakukan dengan cara membersihkan gulma
selama 2 minggu sebelum tanam dan dilanjutkan selama pertumbuhan tanaman
jarak kepyar. Secara kimiawi dapat menggunakan pestisida yang disemprotkan
ketanaman, terutama pada batang tanaman bagian bawah, yang dilakukan pada senja
hari setelah matahari terbenam dan pagi hari sebelum pajar. Yang bisaa
digunakan dengan merek dagang Decis 2,5 EC.
2.
Ulat Grayak ( Spodoptera litura.)
Ulat grayak termasuk dalam golongan
hama polifag artinya pemakan segala jenis tanaman. Serangan akan terjadi
apabila tidak ada lagi tanaman inang lain yang disukai ulat ini disekitar
pertanaman jarak kepyar. Pada serangan berat, ulat grayak mampu menghabiskan
seluruh daun tanaman jarak kepyar hanya dalam waktu seamalam. Pengendaliannya
dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida kimiawi, hayati maupun nabati.
Secara kimiawi dapat dilakukan dengan Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5 – 1,0
ml / liter air. Secara hayati dapat dilakukan dengan menggunakan Bacillus
thuringencis atau merek dagangnya Delfin WDG, kemudian secara nabati dengan menggunakan
Serbuk Biji Mimba (SBM) dengan konsentrasi 40 gr/liter air.
3.
Ulat Api (Parasa lepida gram )
Gejala serangan hama ini adalah dapat
dilihat pada daun tanaman jarak kepyar yakni daun tampak berlubang dan jika
terjadi serangan berat maka akan tinggal tulang daunnya saja. Pengendaliannya
dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida seperti pengendalian ulat-ulat yang
lainnya dengan cara menyemprotkan pada daun tanaman jarak kepyar.
4.
Ulat daun Jarak (Achaea janata )
Hama utama tanaman jarak kepyar di
Indonesia adalah ulat pemakan daun ( Janata L ). Hama ini mampu memakan daun tanaman jarak
kepyar sampai habis dalam waktu yang singkat. Ulat ini bisaanya menyerang
tanaman dewasa yang berumur 4-8 minggu
dan hama ini mempengaruhi kuantitas dan kualitas biji jarak yang dihasilkan.
Cara
pengendalian:
Apabila serangannya belum berat
pengendaliannya dapat dilakukan dengan mengambil dan memusnahkan daun-daun yang
dijadikan tempat bergerombol ulat. Dan ulat bergerombol dibagian bawah
daun. apabila serangannya sudah cukup berat pengendaliannya dilakukan secara
kimiawi dengan menyemprotkan insektisida kepertanaman jarak kepyar pada
permukaan atas dan bawah daun. Dikatakan serangan berat apabila didapatkan 5
ekor ulat pada setiap 20 tanaman sample.
5.
Belalang.
Kerusakan tanaman jarak kepyar akibat
seranagan belalang dapat terjadi saat tanaman masih muda. Dan belalang yang sering
menyerang tanaman jarak keyar di Indonesia adalah belalang daun. Pengendalian
belalang cukup sulit, penyemprotan dengan insektisida tidak selalu berhasil,
namun demikian penyemprotan tetap dapat diterapkan. Insektisida yang bisa digunakan
adalah beta siflutrin (misalnya Buldok 25 EC atau regent 50 EC).
6.
Wereng daun ( Einpoasca sp)
Gejala serangan hama ini dapat
terlihat pada pinggir daun tanaman yang berwarna merah kemudian daun mongering
dan rontok. Kerusakan ini diakibatkan oleh racun yang terdapat pada cairan
ludah yang disuntikkan oleh mulut hama kedalam daun saat mengisap cairan daun.
Untuk mengendalikan wereng daun ini dengan menggunakan compidor 70 WP
maupun buldok 25 EC.
7.
Kepik Hijau ( Nezara viridula ).
Hama ini sering menjadi hama penting didaerah
tropis dan menyerang tanaman jarak kepyar pada saat pembungaan. Akibatnya hasil
biji rendah dan kapsul buah yang sedang berkembang menjadi rusak. Insektisida
yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama ini adalah Matador 25 EC, Fastac 15 EC maupun atabron 50 EC.
8. Uret atau lundi (Scarabacid )
Hama ini menyerang akar tanaman jarak
kepyar. Apabila perakaran terserang cukup parah maka tanaman menjadi layu dan
mati. Tapi tanaman yang tumbuhnya bagus dan kokoh dengan perakaran yang tumbuh
menyebar dan kuat akan cukup tahan terhadap serangan hama ini. Hama ini umum
terdapat di Indonesia terutama pada lahan-lahan yang pernah tergenang air dan
banyak terdapat sisa-sisa tanaman. Cara pengendalian hama ini adalah: dengan
melakukan penggenangan selama beberapa jam dan menjaga kebersihan lingkungan
pertanaman. Dan jika menggunakan insektisida
dapat menggunakan insektisida sistemik seperti Marshal 5 G maupun
Furadan 3 G.
Penyakit
Tanaman Jarak Kepyar
1. Penyakit
becak daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cerrospora ricinella. Gejalanya adalah
mula-mula ada luka basah kemudian membesar dan berubah warna menjadi coklat
dibagian tepi luka dan putih keabu-abuan dipusat luka. Daun akan berlubang bila
becak-becak daun tersebut pecah. Untuk mengendalikan penyakit ini cabut tanaman
yang sakit dan musnahkan. Selain itu lingkungan pertanaman harus tetap bersih
dan tidak terlalu lembab. Atau pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan
fungisida berbahan aktif tembaga atau fungisida-fungisida lain yang mudah
dijumpai dipasaran.
2.
Penyakit busuk akar dan batang
Penyebab penyakit ini adalah jamur Macrophomina phaseolina. Penyakit ini
menyerang tanaman pada saat cuaca kering. Gejalanya akar sampai leher akar
membusuk berwarna coklat sampai hitam seperti hangus selanjutnya tanaman layu
dan akhirnya mati. Pengendaliannya denan
mencabut tanaman yang sakit, membersihkan lahan bekas tanaman, dan memusnahkan tanaman yang tererang
penyakit ini. Pengendaliannya dengan menjaga lingkungan tetap bersih, tidak
terlalu lembab serta mengambil daun yang sakit untuk dimusnahkan. Sedangkan
pengendalian secara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan fungisida.
3.
Penyakit alternaria ( leaf blight
)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Alternaria ricini. Gejala yang bisa
dilihat adalah pada daun lembaga ketika benih berkecambah. Bercak berwarna
coklat terdapat pada keeping daun lembaga. Penyebaran penyakit ini dapat
dimulai dari benih yang sudah tertular. Setelah dilahan produksi penyebarannya
terjadi dengan perantaraan angin. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
pencegahan dari awal yaitu menggunakan benih yang bebas penyakit. Sebelum
ditanam, perlakuan benih dengan fungisida berbahan aktif karbamat.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan
penyakit pada tanaman jarak kepyar atau pada lahan dengan penerapan model multiple cropping berbasis jarak kepyar
dapat dilakukan dengan cara-cara:
Preventif; Benih dicelupkan
insektisida dan fungisida agar bebas hama penyakit, hal yang sering juga
dilakukan oleh petani adalah mencampur biji jarak kepyar dengan insektisida dan
fungisida dalam lubang tanam.
Mekanis; Dengan melakukan
pemungutan secara manual, ulat dan telur diambil pada bagian tanaman yang
terserang dan dibinasakan.
Kultur Teknis; Pergiliran tanaman,
rotasi tanam dilakukan secara kontinyu dengan tujuan untuk memutuskan rantai
penyebaran hama dan penyakit tanaman.
Sanitasi; Kebersihan lingkungan
tanaman, secara sederhana dapat dilakukan dengan membersihkan gulma disekitar
tanaman yang dapat menjadi tanaman inang jenis hama dan tanaman.
Biologi; Musuh alami (predator)
yang ada, jenis musuh alami pada beberapa jenis hama yang menyerang tanaman
seperti burung pemakan ulat, jenis ular pemakan tikus dan jenis-jenis hewan
predator lainnya yang dapat dimanfaatkan.
Kimiawi; Secara kimiawi dengan
menggunakan jenis pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit yang
menyerang tanaman. Berbagai merk dan jenis yang ada telah dijual dipasaran
sesuai dengan kebutuhan petani dan klasifikasi berdasarkan bahan aktif yang
terkandung dalam jenis pestisida.
Hama
yang sering kali menyerang tanaman jarak kepyar adalah: Heliotis (ulat seribu)
atau bahasa sasaknya disebut “rawas, janatan
atau ulat jengkal” dan Spodoptera atau bisaa disebut Ulat Buah. Semua jenis hama tersebut dapat dibasmi
dengan menggunakan insektisida jenis Matindo atau Decis. Selain pemberantasan
dengan bahan-bahan kimia (pestisida), petani juga melakukan pemberantasan
dengan penggunaan bahan-bahan alam (perasan daun nimbi, perasan daun tembakau
dan lainnya), hal ini tergantung dari pengetahuan dan pengalama dari petani
yang didapatkan selama melakukan budidaya tanaman jarak kepyar baik dengan sistem
monokultur maupun tumpangsari.
Pemanenan
Jarak kepyar jenis genjah mulai berbunga umur
± 2 - 2,5 bulan adapun untuk masa panen bisaanya pada saat tanaman umur ± 3 -
3,5 bulan. Untuk jenis Tengahan berbunga
umur ± 2-3 bulan, panen pada umur ± 3,5 - 4 bulan. Sedangkan jenis Dalam berbunga lebih dari 4
bulan. Setiap tandannya mengahasilkan
buah masak yang tidak serentak. Sebagai
patokan, buah jarak kepyar bisa dipanen apabila kondisi buah sudah kering
sebanyak 60 - 70% dari jumlah buah yang dihasilkan atau sederhananya jumlah
buah kering lebih banyak dari buah yang kondisinya masih hijau. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tandan
menggunakan pisau atau gunting yang tajam guna menghindari terjadinya kerusakan
pada pohon/cabang lainnya.
Pemanenan hasil jarak kepyar tidak dapat
dilakukan secara serentak, melainkan secara bertahap. Hal ini karena buah jarak
kepyar tidak masak secara serempak, tetapi bergantian sesuai dengan waktu
munculnya bunga. Bunga yang munculnya lebih dahulu akan menghasilkan buah yang
masak lebih awal, dan bunga yang muncul belakangan akan masak lebih belakangan.
Dalam satu tandan (malai), buah juga tidak terbentuk bersamaan sehingga saat
masaknya juga tidak bersamaan.
Pemanenan bisaanya dilakukan oleh kaum
perempuan dengan tenaga kerja dari dalam keluarga tau tenaga dari luar
keluarga. Pemanenan sendiri dengan menggunakan alat secara manual menggunakan pisau
atau gunting yang tajam.
Penjemuran Buah Jarak Kepyar
Hasil buah yang sudah dipanen dikumpulkan dan
dilakukan penjemuran dengan pemanfaatan terik sinar matahari, rata-rata waktu
penjemuran berkisar antara 2-3 hari. Petani juga melakukan penjemuran langsung
di lahan yang agak lapang, ataupun dilakukan dihalaman rumah.
Proses penjemuran dilakukan sampai lapisan
buah jarak kepyar terlihat pecah dan dilakukan pemisahan. Dalam proses
pemisahan biji, petani mengupayakan hasil biji yang diolah betul-betul bersih,
bebas dari sisa-sisa buah dan kotoran lainnya. Petani juga menggunakan tampi
untuk memisahkan kotoran yang masih tersisa dengan biji dan selanjutnya dikemas
dan disimpan sampai terkumpul untuk dijual.
Penggunaan teknologi pengeringan belum mampu
dilakukan oleh petani atau kelompok tani jarak Kepyar di beberapa daerah di
Provinsi NTB, hal ini karena keterbatasan dukungan sumberdaya dan pengembangan
inovasi tepat guna untuk petani.
Pengolahan Biji Jarak Kepyar
Pada umumnya minyak
jarak kepyar adalah hasil pengepresan inti biji, sehingga minyaknya dapat
terekstrak. Pengepresan akan memisahkan minyak dengan dengan kandungan
bahan-bahan lain dalam biji. Biji terutama mengandung minyak dan protein.
Selain itu biji jarak juga mengandung alcohol
piridin dan tocopherol (Vitamin E).
Berikut disajikan
kandungan bahan dalam biji jarak kepyar pada tabel. 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Kandungan bahan dalam biji jarak kepyar
No.
|
Bahan
|
Kadar (%)
|
1.
|
Air
|
5,1 - 5,5
|
2.
|
Protein
|
12,0 – 16,0
|
3.
|
Minyak
|
45,0 – 50,6
|
4.
|
Abu
|
2,0 – 2,2
|
Sumber: Widodo, et.al,.2007.
Minyak kastor dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat asam
sebakar. Asam ini digunakan sebagai komponen primer dalam produksi nilon dan
serat, bahan baku kosmetik, dan bahan baku pembuatan sabun.
Fauna and Flora
International-Indonesia Programme (FFI-IP) Lombok Project bekerjasama dengan
PT. STC (Sustainable Traiding
Consultan), dan CV. Agro Multi Lestari untuk melakukan ujicoba pengeperesan biji jarak kepyar dengan mengambil sampel biji jarak kepyar dari dibeberapa lokasi pengembangan di Pulau Lombok. Rata-rata perbandingan
hasil pengepresan minyak jarak kepyar (castor
oil) diperoleh adalah
perbandingan 2:1, artinya 2 kilogram biji jarak kepyar kering menghasilkan 1
liter minyak kastor. Untuk lebih mengoptimalkan hasil dan mutu
minyak yang didapatkan dari proses pengepressan biji jarak kepyar, lebih lanjut
dibutuhkan analisis kualitas biji, analisis kandungan minyak dan unsur atau
zat-zat yang terkandung didalamnya. Persoalan yang dihadapi saat ini adalah
tingginya nilai biaya pengepressan yang dikeluarkan sementara harga produk (castor oil) belum mampu menutupi biaya
produksi.
Pengolahan hasil panen jarak kepyar untuk
diolah menjadi produk-produk tidak dilakukan oleh para petani atau kelompok
tani lahan kering di Provinsi NTB, hasil produksi dijual langsung ke perusahaan
mitra atau beberapa petani pengumpul ditingkat kawasan yang selanjutnya juga
dijual ke perusahaan.
Prospek Batang Jarak Kepyar sebagai Bahan
Bakar
Saat ini FFI-IP Lombok Project Bekerjasama
dengan PT. STC dan didukung oleh CV. Multi Agro Lestari melakukan sebuah kajian
tentang pemanfaatan batang tanaman jarak kepyar untuk diolah menjadi “briket”
yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Lebih lanjut akan diteliti kandungan
bahan atau unsur pada batang tanaman jarak kepyar. Dari hasil uji pebakaran
batang tanaman jarak kepyar menghasilkan nyala api berwarna biru dan memiliki
ketahanan bakar (bara) yang cukup lama. Hal ini akan dikembangkan dengan harapan
akan menjadi salah satu sumber bahan bakar kayu yang memiliki potensi nilai
jual (karena selama ini, baru dimanfaatkan oleh rumah tangga petani jarak
kepyar saja). Terlebih saat ini Pulau Lombok mengalami krisis energi sumber
bahan bakar untuk omprongan tembakau Virginia Lombok.
Informasi
Produk-Produk dari Jarak Kepyar
Minyak
Kastor
Prinsip pembuatan minyak kastor adalah
melakukan pengepresan inti biji jarak kepyar sehingga minyaknya dapat
terekstrak. Pengepresan akan memisahkan minyak dengan kandungan bahan-bahan
lain dalam biji. Biji mengandung minyak dan protein (lihat tabel 2.).
Produk dari
Bahan Minyak Kastor
Asam lemak pada minyak kastor 90% terdiri
atas asam risinoleat, hanya sedikit mengandung asam dihidroksi strearat,
linoleat, oleat dan stearat.
Minyak kastor juga digunakan sebagai bahan
baku untuk membuat asam sebakat (sebacic
acid. Asam ini digunakan sebagai komponen primer dalam produksi nilon dan
serat sintetik lain. Dalam industry tekstil, minyak kastor yang disulfatasi
atau disulfonatasi digunakan pada proses pewarnaan dan finishing.
Bioful dan
Pelumas dari Minyak Kastor
Minyak kstor yang akan digunakan sebagai
bioful maupun sebagai pelumas harus diproses terlebih dahulu, terutama proses
pemurnian. Umumnya pelumas mengandung 90% bahan utama metal atau etil asam
lemak dan 10% bahan aditif.
Minyak
Kastor untuk Bahan Kosmetik
Pada pembuatan lipstick, warna merah lipstick
dapat dibuat dari oksida besi (rust)
atau dari pigmen organik. Pigmen dihancurkan dengan sangat halus kemudian
dicampur dengan minyak kastor. Minyak kastor banyak digunakan pada pembuatan berbagai produk perawatan untuk
kulit. Minyak ini dapat berfungsi sebagai emolien untuk menghaluskan dan
melembutkan kulit serta bersifat melembabkan.
Produk
Farmasi dari Minyak Kastor
Minyak kastor dapat digunakan untuk membuat
obat luar maupun obat yang digunakan secara internal. Untuk penggunaan luar,
minyak kastor sangat toleran dengan kulit sehingga sering digunakan sebagai
media untuk menyiapkan obat dan kosmetik.
Pada penggunaan secara internal, minyak
kastor dapat direkomendasikan untuk pengobatan masaklah pencernaan. Minyak
kastor bersifat laksatif (melunakkan feses dan memudahkan pengeluarannya)
sehingga digunakan sebagai obat pencahar.
Obat
Tradisional dari Daun, Batang dan Akar Jarak Kepyar
Secara tradisional, tanaman jarak kepyar
sudah digunakan sebagai tanaman obat di masyarakat Indonesia. Sebagai contoh,
Orang Sunda mengambil getah tanaman jarak kepyar untuk mengobati sakit gigi.
Suku Antoni di Nusa Tenggara Timur menggunakan daun dan kulit batangnya untuk
mengobati diare dan sakit kepala.
Inti biji dan daun yang dibuat tepung
kemudian dibentuk pasta dan dapat digunakan sebagai obat luar untuk bengkak,
abses, dan berbagai infeksi kulit. Daun juga bisa dimanfaatkan sebagai kompres
untuk mengurangi sakit kepala dan menurunkan panas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2012. Castor oil.
Anonim, 2012.
Anonim,
2012.
Anonim,
2011.
Badan
Pusat Statistik 2009. Kabupaten Lombok Timur Dalam Angka Tahun 2009. BPS
Kabupaten Lombok Timur. Selong.
Badan
Pusat Statistik 2009. NTB Dalam Angka Tahun 2009. BPS Provinsi NTB. Mataram.
FFI-IP
Lombok Project, 2011. Dokumen Laporan
Biomass Project Lombok. FFI-IP Lombok Project. Mataram
Farid Tolomundu & Moch. Yamin,
2007. Besiru! Revitalisasi
Banjar di Lombok.
Soewardji, 2003. The Roleof VAM on Restoring
Soil Fertility in Dryland Areas of Lombok Island. Prosiding Pertemuan
Internasional Ilmu Tanah di Montreal Kanada, 17-19 Agustus 2003.
W. Widodo dan S. Sumarsih, 2007. Jarak Kepyar; Tanaman Penghasil Minyak
Kastor Untuk Berbagai Industri. Kanusius-Yogyakarta.