Jumat, 07 September 2012

PENERAPAN MODEL MULTIPLE CROPPING PADA PENGELOLAAN LAHAN KERING DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR BAGIAN SELATAN


PENERAPAN MODEL MULTIPLE CROPPING PADA PENGELOLAAN LAHAN KERING
DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR BAGIAN SELATAN


Biomass Newsletter  Edisi: IV
Biomass Project FFI-IP Lombok

 



 [ffi-ip lombok@2012]

Jumat, 31 Agustus 2012

KEGIATAN PROGRAM BIOMASS FFI-IP LOMBOK [Periode Januari-Juni 2012]



(1) Sosialisasi Program Biomass FFI-IP Lomok, (2) Pelatihan Pembibitan Kemiri


(3) Pelatihan Pengolahan Kemiri, (4) Pelatihan Pembuatan Briket dan Arang dengan Pemanfaatan Limbah Biomass

(5) Pelatihan dan Review Pengembangan Jarak Kepyar

(6) Identifikasi Lokasi Pembibitan Kemiri (7)Pengadaan Material Pembibitan (Polybag, Paranet, Benih,dll)

(8) Distribusi Bibit Kemiri, (9) Pertemuan dan Pengukuhan Asosiasi dan Koperasi Biomass Kelompok Tani

(10) Agenda Pertemuan di Tingkat Kelompok, (11) Koordinasi dengan Parapihak dalam rangka Pengembangan Biomass di Pulau Lombok

(12) Distribusi Pupuk unruk Kelompok Tani, (12) Demplot Pengembangan Jarak Kepyar di Kabupaten Lombok Timur

(13 Monitoring dan Evaluasi

LOMBOK WATERSHED PROJECT





BUKU INFORMASI PENGEMBANGAN JARAK KEPYAR (Ricinus communis L) DI LAHAN KERING PROVINSI NTB

      





Pengantar

Salah satu potensi yang dimiliki Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka mendukung percepatan Pembangunan Daerah adalah sumberdaya pertanian lahan kering. Potensi luas lahan kering di Provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan mencapai 1,8 juta ha. Potensi sumberdaya  lahan kering di  Provinsi NTB yang cukup luas, maka  lahan kering memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan guna mendukung mempercepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.  Lahan kering di Provinsi NTB memiliki keanekaragaman komoditas yang dapat dikembangkan, salah satunya adalah komoditas Jarak Kepyar ( Ricinus communis L).
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia pengembang komoditas jarak kepyar. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Fauna and Flora International-Indonesia Programme (FFI-IP) Lombok Project tentang  potensi sebaran jarak kepyar di Provinsi Nusa Tenggara Barat diperoleh data yang dirincikan pada tabel 1. sebagai berikut:

 Tabel 1. Potensi Sebaran Jarak Kepyar di Provinsi NTB
No.
Desa
Kecamatan
Kabupaten
Luas Areal (Ha)
1.
Peramongkong
Jerowaru
Lombok Timur
211
2.
Sekaroh
Jerowaru
Lombok Timur
2000
3.
Pringgabaya
Pringgabaya
Lombok Timur
226,6
4.
Amor-Amor
Bayan
Lombok Utara
200
5.
Bayan
Bayan
Lombok Utara
600
6.
Pelambek
Praya Barat Daya
Lombok Tengah
225
7.
Batu Lante
Utan Re
Sumbawa
800
Total
4.262,6
Sumber: FFI-IP Lombok Project, 2011
Melihat keberadaan lahan kering di Provinsi NTB  yang cukup luas dapat dikatakan bahwa usahatani  jarak kepyar memiliki prospek  yang baik dan menjanjikan untuk dikembangkan dimasa mendatang. Saat ini sudah ada beberapa investor atau perusahaan penampung produksi jarak kepyar di NTB dengan membangun bentuk kemitraan dengan kelompok-kelompok tani lahan kering di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa, diantaranya: PT. BEGE (Better Earth Green Energi), PT. Bio Green Land (BGL), PT. Decco Traiding NTB, UD. Willy Wijaya, CV. Multi Agro Lestari.
Secara kelembagaan kelompok tani lahan kering yang membudidayakan jarak lepyar telah  memiliki wadah atau lembaga yang mengontrol usaha agribisnis di bidang komoditas jarak yakni APJARINDO (Asosiasi Petani Jarak Indonesai) Provinsi NTB. Saat ini lembaga ini diketuai oleh Bapak Syahfi Wijaya. Peran dan fungsi lembaga ini sangat strategis dalam upaya komunikasi, sosialisasi dan koordinasi yang selama ini berjalan dalam bentuk kerjasama Pengembangan Program Biomass di Pulau Lombok. Fauna and Flora International-Indonesia Programme Lombok Project telah melakukan fasilitasi dan pendampingan di tingkat kelompok petani lahan kering di beberapa daerah di Kabupaten Lombok Timur. Respons dan partisipasi masyarakat yang antusias telah membuktikan tentang pemahaman kita bersama bahwa proses-proses pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan masyarkat sebagai pelaku program akan memberi dampak berkelanjutan untuk mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
 
Deskripsi  Jarak Kepyar
Dalam bahasa Latin tanaman jarak disebut Ricinus  yang artinya serangga, karena bentuk bijinya berbintik-bintik menyerupai serangga. Jarak Kepyar (Ricinus communis L) berasal dari Afrika (Ethiopia), masuk ke Indonesia pada abad ke 16 bersamaan dengan masuknya bangsa Portugis. Di Indonesia tanaman ini dijumpai diberbagai tempat, baik sebagai tumbuhan liar maupun sebagai tanaman yang telah di budidayakan.
Tanaman jarak kepyar merupakan tanaman yang hanya memerlukan teknik budidaya sederhana dan dapat hidup pada tanah relatif kurang subur atau lahan kering, terutama di tanah  yang berstruktur ringan di mana tanaman pangan kurang berkembang. Guna meningkatkan produksi jarak kepyar per satuan luas, maka penerapan paket teknologi secara utuh dan peran aktif dari petani atau kelompok tani maupun pendamping perlu disinergikan dengan baik.
Tanaman jarak kepyar umumnya dikenal di Indonesia ada dua macam, yaitu jarak kepyar dan jarak pagar. Jarak kepyar termasuk tanaman semusim (annual crops), sedangkan jarak pagar termasuk tanaman keras atau tahunan (Perennial crops). Awalnya dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional, seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan dengan hasil kajian atau riset  yang telah dilakukan, biji jarak kepyar yang menghasilkan minyak castor juga telah dimanfaatkan secara besar-besaran untuk berbagai kepentingan industri. Tanaman jarak kepyar memiliki banyak sebutan di masyarakat Indonesia, antara lain: kaliki (Sunda), jarak atau kepyar (Jawa), kaleke (Madura), tatanga (Bima), kalangan (Sulawesi), gloah atau mawaih nawas (Aceh Gayo), lulang (Karo), dulang (Tapanuli).
Di Indonesia minyak jarak kepyar (castor oil) dipergunakan untuk industri cat, tekstil, serat sintesis, obat-obatan, hingga bahan kosmetik serta bahan bakar roket. Minyak jarak kepyar yang memiliki sifat tahan panas, telah banyak disukai dan digunakan oleh industri pengolahan kosmetik, farmasi dan lain-lain dari dalam maupun Luar Negeri.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat lokasi pengembangan  jarak kepyar tersebar di Lombok Timur bagian selatan, Lombok Tengah bagian selatan, Lombok Barat bagian selatan, Lombok Utara serta Pulau Sumbawa terutama pada lahan – lahan kering dengan sistim irigasi  tadah hujan.
Adapun paket teknologi yang dianjurkan kepada petani dan kelompok tani dalam kegiatan usahatani jarak kepyar meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Pemilihan dan penggunaan bibit unggul,
2.      Pengolahan tanah sesuai baku teknis yang ditentukan.
3.      Penanaman tepat waktu,
4.      Penggunaan pupuk secara tepat
5.      Perlindungan tanaman dari orgnisme pengganggu tanaman yg merugikan
6.      Pengairan sesuai kebutuhan
7.      Pemanenan dan pengolahan hasil yang baik dan tepat.

Klasifikasi
Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas             : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas      : Rosidae
Ordo              : Euphorbiales
Famili            : Euphorbiaceae
Genus           : Ricinus
Spesies          : Ricinus communis L

Varietas Tanaman
Jarak kepyar memiliki beragam varietas yang memiliki keunggulan tersendiri terhadap kondisi iklim, serangan hama penyakit dan karakteristik dari varietas itu sendiri yang disesuaikan dengan kondisi daerah pengembangan. Artinya varietas jarak kepyar yang telah ada dan dikembangkan oleh petani adalah ditentukan oleh kondisi lahan, pengetahuan petani tentang jarak kepyar dan tingkat kecocokan tanaman jarak kepyar ditumpangsarikan dengan jenis tanaman lainnya.  Masyarakat di Desa Pemongkong, Desa Pengoros, Desa Ekas Buana, Desa Pringgabaya dan sekitarnya di Kabupaten Lombok Timur lebih memilih dan menyukai jenis varietas jarak kepyar yang pertumbuhannya cepat, umur pendek, produksi banyak dan tidak terlalu rimbun karena diharapkan ada ruang untuk ditumpangsarikan dengan jenis tanaman lainnya, seperti; jagung, kacang hijau, kedelai, cabe dan lainnya.
 
Varietas Asembagus 22
Spesies                            : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga    : 40 – 48 hari
Umur panen I                  : 100 hari
Warna batang                 : kemerahan
Warna daun                    : hijau
Lapisan lilin                    : tebal
Warna biji                       : coklat dengan bintik kekuningan
Berat 100 biji                  : 40 gram
Potensi produksi             : 3.000 kg/ha
Kadar minyak                  : 56 %
Proses pembijian             : mudah
Ketahanan                      : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)
Varietas Asembagus 60
Spesies                            : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga    : 50 – 57 hari
Umur panen I                  : 105 hari
Warna batang                 : hijau
Warna daun                    : hijau
Lapisan lilin                    : tebal
Warna biji                       : coklat dengan bintik keputihanan
Berat 100 biji                  : 36 gram
Potensi produksi             : 2.600 kg/ha
Kadar minyak                  : 50 %
Proses pembijian             : agak sulit
Ketahanan                      : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)

Varietas Asembagus 81
Spesies                            : Ricinus communis L.
Umur mulai berbunga    : 55 – 65 hari
Umur panen I                  : 105 hari
Warna batang                 : Hijau
Warna daun                    : hijau
Lapisan lilin                    : tebal
Warna biji                       : blirik coklat tua
Berat 100 biji                  : 34 gram
Potensi produksi             : 2.500 kg/ha
Kadar minyak                  : 53,5 %
Proses pembijian             : mudah
Ketahanan                      : Agak tahan terhadap Achaea janata (hama penggerek daun dan pucuk)

Fauna & Flora International-Indonesia Programme (FFI-IP) sebagai lembaga konservasi yang saat ini fokus pada pengembangan energi terbarukan di Pulau Lombok dengan mengembangkan tanaman Kemiri (Aleurites mollucana) dan Jarak Kepyar (Ricinus communis L) sebagai energi alternatif terbarukan di masa medatang.  Oleh karena itu dalam rangka mendukung usahatani jarak kepyar di Pulau Lombok, FFI-IP Lombok Project melakukan kegiatan pendampingan kepada petani dan kelompok tani dalam melakukan usahatani jarak kepyar yang tersebar dibeberapa daerah di Kabupaten Lombok Timur. Pendampingan yang dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan para pelaku usahatani jarak kepyar diataranya; APJARINDO (Asosiasi Petani Jarak Indonesia) Provinsi NTB, PT. BEGE, UD. Willy Wijaya, CV. Multi Agro Lestari.
 
Pemilihan Lokasi
Tanaman jarak kepyar dapat tumbuh ditempat yang kurang sesuai bagi tanaman lain dalam persyaratan tumbuhnya, seperti dapat tumbuh di tanah yang kering dan gersang, sehingga dalam hal tanah dan iklim pun tanaman jarak kepyar tidak mempunyai persyaratan tertentu atau memilih jenis tanah   tertentu (Firdaus, I.U.,2005).
Pertimbangan pertama untuk pemilihan lokasi adalah jenis tanah, utamanya jenis dan struktur tanah.  Diusahakan untuk memilih lokasi yang jenis tanahnya berstruktur lempung berpasir dan mempunyai drainase yang baik, karena tanaman jarak kepyar tidak tahan genangan air.  Tanah yang ditanami jarak kepyar bebas naungan sehingga mendapat penyinaran matahari penuh. Disamping itu, iklim kering terutama bulan kering lebih 3 (tiga) bulan untuk mendapatkan produksi tinggi.  Tidak terlalu dibutuhkan tanah subur yang terpenting struktur tanahnya ringan.  Untuk menghasilkan produksi jarak kepyar yang maksimal memerlukan struktur tanah lempung berpasir dan mempunyai pH 5 - 6,5.  Tanaman jarak kepyar sangat peka terhadap genangan air sehingga membutuhkan drainase yang baik.
Karakteristik tanaman jarak kepyar yeng demikian memiliki potensi yang sangat cocok dengan kondisi topografi, iklim dan kondisi lahan di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup luas. Hal ini memberikan peluang untuk diterapkan oleh masyarakat dan pelaku agribisnis komoditas pertanian, khususnya perkebunan berbasis lahan kering di Provinsi NTB. Salah satu komoditas yang populer dan sudah lama dikembangkan oleh amsyarakat petani lahan kering adalah tanaman jarak kepyar yang dikombinasikan dengan jenis-jenis tanaman lainnya, seperti; jagung, kacang hijau, cabe, padi gogo dan lainnya.
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagian besar sentra pengembangan Tanaman Jarak Kepyar pada lahan-lahan kering  yang menyebar dibeberapa Kabupaten, seperti; Amor-Amor dan  Bayan di Kabupaten Lombok Utara. Pringgabaya, Pemongkong, Ekas, Pengoros, Jerowaru dan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur. Pelambek di Kabupaten Lombok Tengah.  Batu Lante di Kabupaten Sumbawa.  Dan beberapa daerah potensi pengembangan yang dikembangkan oleh perusahaan mitra jarak kepyar.

Pengolahan Tanah

Jarak kepyar memiliki sistem perakaran yang banyak sehingga diperlukan pengolahan tanah yang dalam supaya perakarannya dapat mencapai persediaan air di dalam tanah pada waktu musim kering.  Kegiatan pembajakan sebagai salah satu bentuk pengolahan tanah dilakukan guna membasmi gulma dan memutuskan akar-akar, agar volume perakaran lebih sempurna sehingga mampu bertahan di musim kemarau.  Selain itu, pembajakan dimaksudkan untuk memecah bongkah-bongkah serta meratakan tanah.  Untuk menghindari genangan air yang dapat mengganggu perakaran perlu dibuatkan saluran air/drainase.
Pada daerah lahan kering di Kabupaten Lombok Timur, pengolahan lahan dilakukan petani diakhir musim kemarau dengan harapan ketika musim hujan tiba, lahan bisa ditanami dengan Jarak Kepyar yang ditumpangsarikan dengan jenis-jenis tanaman lainnya. Pengolahan lahan diawali dengan  membersihkan gulma alang-alang yang lebih dominan dan semak-semak, dalam prakteknya petani lahan kering di Kabupaten Lombok Timur  selama ini menggunakan zat kimia atau herbisida jenis Round Up yang banyak diperjual-belikan di took pertanian dan pasar.
Menurut informasi yang didapatkan dari petani, penggunaan herbisida jenis Round Up ini lebih efektif dan mampu menekan biaya pengolahan lahan; disamping itu jenis gulma yang di lahan yang lebih didominasi oleh rumput teki, alang-alang dan jenis semak yang dirasakan petani butuh waktu lama untuk membersihkan lahan. Alternatif yang diterapkan petani adalah penggunaan herbisida untuk membersihkan lahan sebelum dilakukan pengolahan tanah dengan cara dicangkul ataupun dibajak.
Tumpangsari sebaiknya dengan kacang hijau, kedelai dan kacang tanah atau jagung. Dapat juga dengan jenis-jenis tanaman yang lainnya yang mampu memberikan nilai produksi yang menguntungkan bagi petani. Praktek pengembangan Jarak Kepyar di beberapa lokasi di Kabupaten Lombok Timur dilakukan dengan sistem tumpangsari (multiple cropping).
Anjuran : Penanaman dengan sistem tumpangsari hasilnya lebih optimal dan member nilai tambah dari jenis tanaman lainnya.

Persiapan Benih

Salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan usahatani adalah mutu benih dan varietas benih yang digunakan, ada beberapa karakteristik benih yang baik untuk digunakan adalah sebagai berikut:
§    Untuk keperluan benih, sebaiknya diambil dari produksi tanaman jarak kepyar yang sehat dan tidak terserang penyakit.
§    Pilih buah matang yang sudah kering
§    Jangan menggunakan biji yang sudah retak, tergores atau terinfeksi jamur.
Penggunaan benih dari varietas unggul memberikan banyak keuntungan bagi petani, disamping daya tahan tanaman dari serangan hama dan penyakit lebih tahan serta produktivitas tanaman jarak kepyar lebih tinggi. Penanaman dengan sistem monokutur membutuhkan benih jarak kepyar sebanyak 2 Kg/ha, sedangkan sistem tumpangsari hanya membutuhkan benih sebanyak 1 Kg/Ha.
Petani Lahan kering di Kabupaten Lombok Timur seperti di lahan Kelompok Tani Bukit Keramat Pringgabaya, Kelompok Tani di Pemonkong, Pengoros dan Ekas Buana lebih suka menanam varietas berumur genjah, produksi buah banyak dan tahan pada kondisi iklim ekstrim. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber-sumber pengairan yang saat ini masih mengandalkan curah hujan.
Pola kemitraan yang dilakukan oleh sebagian besar kelompok tani dengan Perusahaan Mitra pengembangan jarak kepyar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa juga didukung dengan penyediaan benih-benih varietas unggul yang cocok untuk dikembangkan pada daerah tersebut dengan mempertimbangkan karakteristik dari varietas jarak kepyar. Ketersediaan benih dengan varietas unggul dapat diakses oleh petani secara swadaya maupun kolektif melalui kelompok tani kepada perusahaan mitra pengembang jarak kepyar.
Di Kelompok Tani Bukit Keramat Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, kebutuhan benih dan biaya pengolahan tanah dan pemeliharaan diatur oleh kelompok tani masing-masing dan dikoordinasi juga oleh Asosiasi Petani Jarak Indonesia (APJARINDO) Nusa Tenggara Barat. Lembaga ini juga merupakan wadah yang mendukung ketersediaan sarana produksi bagi petani untuk menunjang keberlanjutan usahatani jarak kepyar, khususnya petani di Lahan Kering.

Penanaman

Tanah yang sudah diolah baik dengan  dicangkul ataupun dibajak, dilakukan penanaman dengan ditugal kedalaman sekitar 2-3 cm, biji jarak kepyar ditanam dan ditutup dengan tanah. Penanaman jarak kepyar dengan biji yang dilakukan dibeberapa lokasi lahan kering di Kabupaten Lombok Timur dilakukan pada akhir musim kemarau, ditanam dengan alat tugal. Ketika musim penghujan tiba maka biji-biji jarak kepyar yang ditanam sudah mulai berkecambah. Biji yang tidak tumbuh dilakukan penyulaman dan umumnya dilakukan oleh petani sampai tanaman jarak kepyar berumur 30 hari setelah tanam. Kendala dan tantangan yang sering dihadapi petani adalah serangan hewan atau serangga penggerek batang dan serangan ulat yang memakan daun tanaman
Masalah waktu tanam disesuaikan dengan iklim di daerah tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sumber irigasi dan sistem irigasi. Di samping itu, apabila pada saat tanaman mulai berbunga jangan sampai terkena air hujan karena akan mengganggu persarian sehingga produksi biji tandan menjadi rendah, dan pada saat panen masih ada hujan akan menyulitkan pemanenan dan proses pembijian, serta biji akan mudah terserang jamur
Kearifan lokal yang masih dipertahankan oleh sebagian petani Lahan Kering dibeberapa daerah yang disebut “besiru”, dimana aktivitas seperti pengolahan lahan, penanaman dan aktivitas lainnya di lahan garapan dikerjakan oleh anggota kelompok yang disebut “banjar”. Petani anggota kelompok kecil ini akan secara gotong-royong melakukan aktivitas dilahan secara bergilir disetiap anggota kelompok.
Jarak Tanam:
Penanaman dengan sistem monokultur menggunakan jarak tanam 2 m x 3 m dengan total populasi yang diperoleh per hektar adalah sebanyak 1.600 batang tanaman jarak kepyar, sedangkan sistem tumpangsari menggunakan jarak tanam 3 m x 4 m dengan total tanaman jarak kepyar yang diperoleh per hektar sebanyak 800 tanaman.
Cara menanam biji jarak sama dengan palawija lainnya yaitu menggunakan tugal.  Benih sebelum ditanam dicelupkan pada insektisida guna menghindari serangan hama pada masa awal pertumbuhan.  Selanjutnya, tanah dilubangi sedalam ± 3 cm kemudian masukkan benih sebanyak 1 - 2 butir setelah itu ditutup tanah kembali.  Saat yang paling tepat untuk kegiatan penanaman jarak kepyar adalah di akhir musim penghujan, diharapkan saat pertumbuhan nanti cukup mendapat siraman hujan.  Adapun waktu pembungaan bisaanya jatuh pada musim kemarau.

Penyulaman dan Penjarangan Tanaman

Dalam prakteknya di areal penanaman jarak kepyar, petani menanam biji jarak kepyar lebih dari 1 biji atau benih. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan biji yang mati atau terhambat sehingga dilakukan seleksi tanaman. Penyulaman dilakukan pada benih yang tidak tumbuh di areal pertanaman. Penyulaman dilakukan petani sampai tanaman berumur 30 hari setelah tanam (HST) agar tanaman mampu seragam pertumbuhannya.
Penjarangan dilakukan petani bertujuan untuk memilih tanaman yang baik dan sehat pertumbuhannya, hal ini juga dilakukan untuk mengurangi persaingan tanaman pada jarak tanam yang sangat berdekatan. Petani dapat juga melakukan penjarangan dengan menanam kembali tanaman yang dicabut untuk mengganti atau menyulam tanaman yang mati atau tanaman yang kurang baik pertumbuhannya.

Penyiangan Dan Pembunbunan

Kegiatan penyiangan dilakukan pada saat umur tanaman menginjak 1 bulan dan diulangi sesuai dengan kondisi lapangan.  Pembunbunan bisaanya dilakukan bersamaan pada saat melakukan penyiangan. Tujuan dilakukan penyiangan adalah untuk mengurangi persaingan penyerapan unsur hara oleh tanaman utama dengan tanaman gulma, semak dan tanaman pengganggu lainnya. Mengingat kondisi lahan kering di Kabupaten Lombok Timur dan Provinsi NT secara umum yang memiliki kandungan air dan unsur hara terbatas, hal ini adalah mutlak dilakukan untuk dapat memberikan hasil yang optimal bagi petani.
Sementara pembumbunan dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki aerasi tanah dan memperbaiki pH tanah. Pada umumnya konsisi lahan kering di beberapa daerah di Kabupaten Lombok Timur di dominasi oleh jenis rumput teki dan alang-alang, maka pembumbunan disekitar tanaman akan mampu memberi dampak terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, disamping efisiensi biaya usahatani dapat dilakukan.

Pengairan

Persoalan curah hujan yang rendah dan sumber pengairan yang masih mengandalkan air hujan masih merupakan kendala dalam pengembangan berkelanjuan, namun beberapa kelompok tani di Bukit Keramat Desa Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur telah melakukan upaya dengan membuat sumur bor (tersier) secara kolektif untuk dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi pada lahan-lahan garapan anggota kelompok tani. Hal ini cukup memberi dampak  produktivitas pengelolaan  lahan kering di daerah tersebut.
Wilayah bagian selatan Pulau Lombok, di Desa Pemongkong, Desa Ekas Buana dan sekitarnya, masyarakat masih mengandalkan air hujan untuk sumber pengairan, namun dibeberapa kelompok sudah mampu disiasati dengan pembuatan waduk (embung) penampung air yang bisa dimanfaatkan pada musim kemarau. Beberapa strategi yang telah dikembangkan juga oleh petani lahan kering adalah pemulsaan dengan sisa-sisa tanaman, limbah pertanian dan juga untuk menciptakan iklim mikro dengan melakukan penanaman jenis-jenis tanaman kayu atau tanaman buah-buahan. Salah satu jenis tanaman buah dan mampu memberikan nilai produksi bagi petani  yang banyak ditemukan di lahan kering Kabupaten Lombok Timur adalah Srikaya (Sasak: Groso, Sakaya), disamping jenis tanaman lainnya yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi lahan kering di Provinsi NTB.

Pemupukan

Kebutuhan pupuk untuk tanaman jarak kepyar berbeda-beda sesuai dengan varietasnya. Untuk menghasilkan produksi biji jarak  kepyar yang tinggi diperlukan jumlah nutrient yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar.  Namun ketersediaan nutrient yang dibutuhkan tanaman belum tentu tersedia dalam tanah, perlu penambahan nutrient dari luar dalam bentuk pupuk.
Kegiatan pemupukan dapat diberikan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu : pada saat benih ditanam dan setelah tanaman mencapai umur 3-4 minggu.  Proporsi pupuk yang digunakan memperhatikan sistem hara berimbang berupa NPK dengan dosis pemakaian per ha ; 200 kg Urea, 100 kg TSP, 50 kg KCL.
Selain itu juga penggunaan pupuk cair atau sering disebut istilah pupuk daun oleh petani, diberikan pada tanaman  dengan cara melakukan penyemprotan daun atau batang tanaman jarak kepyar. Hal ini dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk meningkatkan produktivitas.
Pemanfaatan sumber-sumber pupuk organik dari limbah pertanian harus diupayakan untuk menjaga kondisi lahan dan kandungan unsur hara dalam tanah. Salah satu praktek pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organic yang dilakukan oleh petani lahan kering di Desa Pringgabaya, Desa Pemongkong, Desa Ekas Buana dan sekitarnya di Kabupaten Lombok Timur adalah dengan memanfaatkan kotoran ternak yang disebarkan pada lahan, pemanfaatan batang jagung, dan limbah-limbah tanaman lainnya.
Anjuran:  Perlu dipahami bahwa pupuk diserap dalam bentuk unsur atau ion dalam larutan tanah. Oleh karenanya, pemberian pupuk harus disertai dengan penyiraman atau dilakukan saat tanah dalam kelengasan yang optimal (lembab). Tidak dianjurkan memupuk tanaman jarak kepyar ketika tanah tempat tumbuh jarak kepyar dalam kondisi kering.

Pemangkasan

Pemangkasan yang dilakukan oleh petani dengan cara memotong pucuk tanaman ketika berumur 1-2 bulan setelah tanam, hal ini dilakukan untuk mendapatkan cabang produktif. Di samping untuk membuat tanaman menjadi lebih pendek sehingga lebih mudah dalam pemeliharaannya. Untuk areal pertanaman yang menerapkan sistem tumpang sari (multiple cropping), pemangkasan penting dilakukan untuk mengatur sirkulasi udara dan kelembaban, serta member ruang tumbuh pada jenis tanaman lainnya.
Pemangkasan bisaa dilakukan pada saat ketinggian tanaman mencapai ± 30 cm atau 1-2 bulan sesudah benih ditanam. Tanaman yang dipangkas akan membentuk tunas baru yang selanjutnya akan membentuk cabang-cabang produktif. Pada cabang produktif tersebut akan muncul tandan-tandan bunga sehingga hasil per tanaman akan lebih banyak. Praktek pemangkasan yang dilakukan oleh petani di Lahan Kering Pemongkong Kabupaten Lombok Timur juga dilakukan pemangkasan pada tanaman jarak kepyar dan dilakukan secara berkala dikondisikan dengan pertumbuhan tanaman. Hal ini dilakukan sebagai upaya usahatani jarak kepyar untuk mendapatkan hasil produksi yang baik dengan tetap menjaga kualitas biji yang akan dihasilkan.

Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit tanaman jarak kepyar sampai ssat ini belum menimbulkan permasalahan yang berarti. Hal ini karena belum berkembangnya pembudidayaan  jarakkepyar  di Indonesia sehingga  kerugian ekonomi belum dapat ditentukan secara tepat. Dinegara penghasil biji jarak kepyar seperti India dan Brazil serangan hama dan penyakit  sudah menimbulkan kerugian ekonomis yang cukup berarti. Hama tanaman jarak kepyar seperti umumnya hama pada tanaman budidaya lainnya, menyerang seluruh bagian tanaman. Ada yang mnyerang akar, daun, buah, bunga maupun biji.
Jenis Hama
1.     Ulat Tanah ( Agrotis sp.)
Hama jenis ini bisaanya menyerang tanaman yang baru muncul sampai tanaman berdaun 4 helai, baik yang masih dipersemaian maupun yang sudah ditanam dilahan produksi. Gejala yang dpat dilihat adalah tanaman terpotong batang pokoknya didekat tanah, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Hama ini bisaanya menyerang tanaman pada pagi hari.
Pengendalian hama jenis ini dapat dilakukan dengan kultur tehnis maupun kimiawi. Secara kultur tehnis dilakukan dengan cara membersihkan gulma  selama 2 minggu sebelum tanam dan dilanjutkan selama pertumbuhan tanaman jarak kepyar. Secara kimiawi dapat menggunakan pestisida yang disemprotkan ketanaman, terutama pada batang tanaman bagian bawah, yang dilakukan pada senja hari setelah matahari terbenam dan pagi hari sebelum pajar. Yang bisaa digunakan dengan merek dagang Decis 2,5 EC.

2.     Ulat Grayak ( Spodoptera litura.)
Ulat grayak termasuk dalam golongan hama polifag artinya pemakan segala jenis tanaman. Serangan akan terjadi apabila tidak ada lagi tanaman inang lain yang disukai ulat ini disekitar pertanaman jarak kepyar. Pada serangan berat, ulat grayak mampu menghabiskan seluruh daun tanaman jarak kepyar hanya dalam waktu seamalam. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida kimiawi, hayati maupun nabati. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5 – 1,0 ml / liter air. Secara hayati dapat dilakukan dengan menggunakan Bacillus thuringencis atau merek dagangnya Delfin WDG, kemudian secara nabati dengan menggunakan Serbuk Biji Mimba (SBM) dengan konsentrasi 40 gr/liter air.
 
3.     Ulat Api (Parasa lepida gram )
Gejala serangan hama ini adalah dapat dilihat pada daun tanaman jarak kepyar yakni daun tampak berlubang dan jika terjadi serangan berat maka akan tinggal tulang daunnya saja. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida seperti pengendalian ulat-ulat yang lainnya dengan cara menyemprotkan pada daun tanaman jarak kepyar.

4.     Ulat daun Jarak (Achaea janata )
Hama utama tanaman jarak kepyar di Indonesia adalah ulat pemakan daun ( Janata L ).  Hama ini mampu memakan daun tanaman jarak kepyar sampai habis dalam waktu yang singkat. Ulat ini bisaanya menyerang tanaman dewasa yang berumur  4-8 minggu dan hama ini mempengaruhi kuantitas dan kualitas biji jarak yang dihasilkan.
Cara pengendalian:
Apabila serangannya belum berat pengendaliannya dapat dilakukan dengan mengambil dan memusnahkan daun-daun yang dijadikan tempat bergerombol ulat. Dan ulat bergerombol dibagian bawah daun.  apabila serangannya sudah  cukup berat pengendaliannya dilakukan secara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida kepertanaman jarak kepyar pada permukaan atas dan bawah daun. Dikatakan serangan berat apabila didapatkan 5 ekor ulat pada setiap 20 tanaman sample.
5.     Belalang.
Kerusakan tanaman jarak kepyar akibat seranagan belalang dapat terjadi saat tanaman masih muda. Dan belalang yang sering menyerang tanaman jarak keyar di Indonesia adalah belalang daun. Pengendalian belalang cukup sulit, penyemprotan dengan insektisida tidak selalu berhasil, namun demikian penyemprotan tetap dapat diterapkan. Insektisida yang bisa digunakan adalah beta siflutrin (misalnya Buldok 25 EC atau regent 50 EC).

6.     Wereng daun ( Einpoasca sp)
Gejala serangan hama ini dapat terlihat pada pinggir daun tanaman yang berwarna merah kemudian daun mongering dan rontok. Kerusakan ini diakibatkan oleh racun yang terdapat pada cairan ludah yang disuntikkan oleh mulut hama kedalam daun saat mengisap cairan daun. Untuk mengendalikan wereng daun ini dengan menggunakan compidor 70 WP maupun  buldok 25 EC.

7.     Kepik Hijau ( Nezara viridula ).
Hama ini sering menjadi hama penting didaerah tropis dan menyerang tanaman jarak kepyar pada saat pembungaan. Akibatnya hasil biji rendah dan kapsul buah yang sedang berkembang menjadi rusak. Insektisida yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama ini adalah Matador 25 EC,  Fastac 15 EC maupun atabron 50 EC.


8.     Uret atau lundi (Scarabacid )
Hama ini menyerang akar tanaman jarak kepyar. Apabila perakaran terserang cukup parah maka tanaman menjadi layu dan mati. Tapi tanaman yang tumbuhnya bagus dan kokoh dengan perakaran yang tumbuh menyebar dan kuat akan cukup tahan terhadap serangan hama ini. Hama ini umum terdapat di Indonesia terutama pada lahan-lahan yang pernah tergenang air dan banyak terdapat sisa-sisa tanaman. Cara pengendalian hama ini adalah: dengan melakukan penggenangan selama beberapa jam dan menjaga kebersihan lingkungan pertanaman. Dan jika menggunakan insektisida  dapat menggunakan insektisida sistemik seperti Marshal 5 G maupun Furadan 3 G.

Penyakit Tanaman Jarak Kepyar
1.  Penyakit becak daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cerrospora ricinella. Gejalanya adalah mula-mula ada luka basah kemudian membesar dan berubah warna menjadi coklat dibagian tepi luka dan putih keabu-abuan dipusat luka. Daun akan berlubang bila becak-becak daun tersebut pecah. Untuk mengendalikan penyakit ini cabut tanaman yang sakit dan musnahkan. Selain itu lingkungan pertanaman harus tetap bersih dan tidak terlalu lembab. Atau pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif tembaga atau fungisida-fungisida lain yang mudah dijumpai dipasaran.

2.     Penyakit busuk akar dan batang
Penyebab penyakit ini adalah jamur Macrophomina phaseolina. Penyakit ini menyerang tanaman pada saat cuaca kering. Gejalanya akar sampai leher akar membusuk berwarna coklat sampai hitam seperti hangus selanjutnya tanaman layu dan akhirnya mati.  Pengendaliannya denan mencabut tanaman yang sakit, membersihkan lahan bekas tanaman,  dan memusnahkan tanaman yang tererang penyakit ini. Pengendaliannya dengan menjaga lingkungan tetap bersih, tidak terlalu lembab serta mengambil daun yang sakit untuk dimusnahkan. Sedangkan pengendalian secara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan fungisida.

3.     Penyakit alternaria ( leaf blight )
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Alternaria ricini. Gejala yang bisa dilihat adalah pada daun lembaga ketika benih berkecambah. Bercak berwarna coklat terdapat pada keeping daun lembaga. Penyebaran penyakit ini dapat dimulai dari benih yang sudah tertular. Setelah dilahan produksi penyebarannya terjadi dengan perantaraan angin. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pencegahan dari awal yaitu menggunakan benih yang bebas penyakit. Sebelum ditanam, perlakuan benih dengan fungisida berbahan aktif karbamat.


Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman jarak kepyar atau pada lahan dengan penerapan model multiple cropping berbasis jarak kepyar dapat dilakukan dengan cara-cara:
Preventif; Benih dicelupkan insektisida dan fungisida agar bebas hama penyakit, hal yang sering juga dilakukan oleh petani adalah mencampur biji jarak kepyar dengan insektisida dan fungisida dalam lubang tanam.
Mekanis; Dengan melakukan pemungutan secara manual, ulat dan telur diambil pada bagian tanaman yang terserang dan dibinasakan.
Kultur Teknis; Pergiliran tanaman, rotasi tanam dilakukan secara kontinyu dengan tujuan untuk memutuskan rantai penyebaran hama dan penyakit tanaman.
Sanitasi; Kebersihan lingkungan tanaman, secara sederhana dapat dilakukan dengan membersihkan gulma disekitar tanaman yang dapat menjadi tanaman inang jenis hama dan tanaman.
Biologi; Musuh alami (predator) yang ada, jenis musuh alami pada beberapa jenis hama yang menyerang tanaman seperti burung pemakan ulat, jenis ular pemakan tikus dan jenis-jenis hewan predator lainnya yang dapat dimanfaatkan.
Kimiawi; Secara kimiawi dengan menggunakan jenis pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Berbagai merk dan jenis yang ada telah dijual dipasaran sesuai dengan kebutuhan petani dan klasifikasi berdasarkan bahan aktif yang terkandung dalam jenis pestisida.
Hama yang sering kali menyerang tanaman jarak kepyar adalah: Heliotis (ulat seribu) atau bahasa sasaknya disebut “rawas, janatan atau ulat jengkal” dan Spodoptera atau bisaa disebut Ulat Buah.  Semua jenis hama tersebut dapat dibasmi dengan menggunakan insektisida jenis Matindo atau Decis. Selain pemberantasan dengan bahan-bahan kimia (pestisida), petani juga melakukan pemberantasan dengan penggunaan bahan-bahan alam (perasan daun nimbi, perasan daun tembakau dan lainnya), hal ini tergantung dari pengetahuan dan pengalama dari petani yang didapatkan selama melakukan budidaya tanaman jarak kepyar baik dengan sistem monokultur maupun tumpangsari.
 
Pemanenan

Jarak kepyar jenis genjah mulai berbunga umur ± 2 - 2,5 bulan adapun untuk masa panen bisaanya pada saat tanaman umur ± 3 - 3,5 bulan.  Untuk jenis Tengahan berbunga umur ± 2-3 bulan, panen pada umur ± 3,5 - 4 bulan.  Sedangkan jenis Dalam berbunga lebih dari 4 bulan.  Setiap tandannya mengahasilkan buah masak yang tidak serentak.  Sebagai patokan, buah jarak kepyar bisa dipanen apabila kondisi buah sudah kering sebanyak 60 - 70% dari jumlah buah yang dihasilkan atau sederhananya jumlah buah kering lebih banyak dari buah yang kondisinya masih hijau.  Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tandan menggunakan pisau atau gunting yang tajam guna menghindari terjadinya kerusakan pada pohon/cabang lainnya. 
Pemanenan hasil jarak kepyar tidak dapat dilakukan secara serentak, melainkan secara bertahap. Hal ini karena buah jarak kepyar tidak masak secara serempak, tetapi bergantian sesuai dengan waktu munculnya bunga. Bunga yang munculnya lebih dahulu akan menghasilkan buah yang masak lebih awal, dan bunga yang muncul belakangan akan masak lebih belakangan. Dalam satu tandan (malai), buah juga tidak terbentuk bersamaan sehingga saat masaknya juga tidak bersamaan.
Pemanenan bisaanya dilakukan oleh kaum perempuan dengan tenaga kerja dari dalam keluarga tau tenaga dari luar keluarga. Pemanenan sendiri dengan menggunakan alat secara manual menggunakan pisau atau gunting yang tajam.

Penjemuran Buah Jarak Kepyar

Hasil buah yang sudah dipanen dikumpulkan dan dilakukan penjemuran dengan pemanfaatan terik sinar matahari, rata-rata waktu penjemuran berkisar antara 2-3 hari. Petani juga melakukan penjemuran langsung di lahan yang agak lapang, ataupun dilakukan dihalaman rumah.
Proses penjemuran dilakukan sampai lapisan buah jarak kepyar terlihat pecah dan dilakukan pemisahan. Dalam proses pemisahan biji, petani mengupayakan hasil biji yang diolah betul-betul bersih, bebas dari sisa-sisa buah dan kotoran lainnya. Petani juga menggunakan tampi untuk memisahkan kotoran yang masih tersisa dengan biji dan selanjutnya dikemas dan disimpan sampai terkumpul untuk dijual.
Penggunaan teknologi pengeringan belum mampu dilakukan oleh petani atau kelompok tani jarak Kepyar di beberapa daerah di Provinsi NTB, hal ini karena keterbatasan dukungan sumberdaya dan pengembangan inovasi tepat guna untuk petani.

Pengolahan Biji Jarak Kepyar

Pada umumnya minyak jarak kepyar adalah hasil pengepresan inti biji, sehingga minyaknya dapat terekstrak. Pengepresan akan memisahkan minyak dengan dengan kandungan bahan-bahan lain dalam biji. Biji terutama mengandung minyak dan protein. Selain itu biji jarak juga mengandung alcohol piridin  dan  tocopherol (Vitamin E).
Berikut disajikan kandungan bahan dalam biji jarak kepyar pada tabel. 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Kandungan bahan dalam biji jarak kepyar
No.
Bahan
Kadar (%)
1.
Air
5,1 - 5,5
2.
Protein
12,0 – 16,0
3.
Minyak
45,0 – 50,6
4.
Abu
2,0 – 2,2
Sumber: Widodo, et.al,.2007.
Minyak kastor dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat asam sebakar. Asam ini digunakan sebagai komponen primer dalam produksi nilon dan serat, bahan baku kosmetik, dan bahan baku pembuatan sabun.
Fauna and Flora International-Indonesia Programme (FFI-IP) Lombok Project bekerjasama dengan PT. STC (Sustainable Traiding Consultan), dan CV. Agro Multi Lestari untuk melakukan ujicoba pengeperesan biji jarak kepyar dengan mengambil sampel biji jarak kepyar dari dibeberapa lokasi pengembangan di Pulau Lombok. Rata-rata perbandingan hasil pengepresan minyak jarak kepyar (castor oil) diperoleh adalah perbandingan 2:1, artinya 2 kilogram biji jarak kepyar kering menghasilkan 1 liter minyak kastor. Untuk lebih mengoptimalkan hasil dan mutu minyak yang didapatkan dari proses pengepressan biji jarak kepyar, lebih lanjut dibutuhkan analisis kualitas biji, analisis kandungan minyak dan unsur atau zat-zat yang terkandung didalamnya. Persoalan yang dihadapi saat ini adalah tingginya nilai biaya pengepressan yang dikeluarkan sementara harga produk (castor oil) belum mampu menutupi biaya produksi.
Pengolahan hasil panen jarak kepyar untuk diolah menjadi produk-produk tidak dilakukan oleh para petani atau kelompok tani lahan kering di Provinsi NTB, hasil produksi dijual langsung ke perusahaan mitra atau beberapa petani pengumpul ditingkat kawasan yang selanjutnya juga dijual ke perusahaan.  

Prospek Batang Jarak Kepyar sebagai Bahan Bakar

Saat ini FFI-IP Lombok Project Bekerjasama dengan PT. STC dan didukung oleh CV. Multi Agro Lestari melakukan sebuah kajian tentang pemanfaatan batang tanaman jarak kepyar untuk diolah menjadi “briket” yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Lebih lanjut akan diteliti kandungan bahan atau unsur pada batang tanaman jarak kepyar. Dari hasil uji pebakaran batang tanaman jarak kepyar menghasilkan nyala api berwarna biru dan memiliki ketahanan bakar (bara) yang cukup lama. Hal ini akan dikembangkan dengan harapan akan menjadi salah satu sumber bahan bakar kayu yang memiliki potensi nilai jual (karena selama ini, baru dimanfaatkan oleh rumah tangga petani jarak kepyar saja). Terlebih saat ini Pulau Lombok mengalami krisis energi sumber bahan bakar untuk omprongan tembakau Virginia Lombok.

Informasi Produk-Produk dari Jarak Kepyar

Minyak Kastor
Prinsip pembuatan minyak kastor adalah melakukan pengepresan inti biji jarak kepyar sehingga minyaknya dapat terekstrak. Pengepresan akan memisahkan minyak dengan kandungan bahan-bahan lain dalam biji. Biji mengandung minyak dan protein  (lihat tabel 2.).

Produk dari Bahan Minyak Kastor
Asam lemak pada minyak kastor 90% terdiri atas asam risinoleat, hanya sedikit mengandung asam dihidroksi strearat, linoleat, oleat dan stearat.
Minyak kastor juga digunakan sebagai bahan baku untuk membuat asam sebakat (sebacic acid. Asam ini digunakan sebagai komponen primer dalam produksi nilon dan serat sintetik lain. Dalam industry tekstil, minyak kastor yang disulfatasi atau disulfonatasi digunakan pada proses pewarnaan dan finishing.
 
Bioful dan Pelumas dari Minyak Kastor
Minyak kstor yang akan digunakan sebagai bioful maupun sebagai pelumas harus diproses terlebih dahulu, terutama proses pemurnian. Umumnya pelumas mengandung 90% bahan utama metal atau etil asam lemak dan 10% bahan aditif.

Minyak Kastor untuk Bahan Kosmetik
Pada pembuatan lipstick, warna merah lipstick dapat dibuat dari oksida besi (rust) atau dari pigmen organik. Pigmen dihancurkan dengan sangat halus kemudian dicampur dengan minyak kastor. Minyak kastor banyak digunakan pada  pembuatan berbagai produk perawatan untuk kulit. Minyak ini dapat berfungsi sebagai emolien untuk menghaluskan dan melembutkan kulit serta bersifat melembabkan.

Produk Farmasi dari Minyak Kastor
Minyak kastor dapat digunakan untuk membuat obat luar maupun obat yang digunakan secara internal. Untuk penggunaan luar, minyak kastor sangat toleran dengan kulit sehingga sering digunakan sebagai media untuk menyiapkan obat dan kosmetik.
Pada penggunaan secara internal, minyak kastor dapat direkomendasikan untuk pengobatan masaklah pencernaan. Minyak kastor bersifat laksatif (melunakkan feses dan memudahkan pengeluarannya) sehingga digunakan sebagai obat pencahar.
Obat Tradisional dari Daun, Batang dan Akar Jarak Kepyar
Secara tradisional, tanaman jarak kepyar sudah digunakan sebagai tanaman obat di masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, Orang Sunda mengambil getah tanaman jarak kepyar untuk mengobati sakit gigi. Suku Antoni di Nusa Tenggara Timur menggunakan daun dan kulit batangnya untuk mengobati diare dan sakit kepala.
Inti biji dan daun yang dibuat tepung kemudian dibentuk pasta dan dapat digunakan sebagai obat luar untuk bengkak, abses, dan berbagai infeksi kulit. Daun juga bisa dimanfaatkan sebagai kompres untuk mengurangi sakit kepala dan menurunkan panas.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Castor oil.                                                  
Anonim, 2012.                                                                      
Anonim, 2012.                                                                            
Anonim, 2011.                                                                      
Badan Pusat Statistik 2009. Kabupaten Lombok Timur Dalam Angka Tahun 2009. BPS Kabupaten Lombok Timur. Selong.
Badan Pusat Statistik 2009. NTB Dalam Angka Tahun 2009. BPS Provinsi NTB. Mataram.
FFI-IP Lombok Project, 2011. Dokumen Laporan Biomass Project Lombok. FFI-IP Lombok Project. Mataram
Farid  Tolomundu & Moch. Yamin, 2007. Besiru! Revitalisasi Banjar  di  Lombok.                                                                              
Soewardji, 2003. The Roleof VAM on Restoring Soil Fertility in Dryland Areas of Lombok Island. Prosiding Pertemuan Internasional Ilmu Tanah di Montreal Kanada, 17-19 Agustus 2003.
W. Widodo dan S. Sumarsih, 2007. Jarak Kepyar; Tanaman Penghasil Minyak Kastor Untuk Berbagai Industri. Kanusius-Yogyakarta.